LONDON
(26/11) - Indonesia sebagai poros maritim dunia harus menunjukan
keaktifan dan eksistensinya sebagai negara anggota Dewan Internasional
Maritime Organization (IMO), organisasi maritim dunia yang mengeluarkan
regulasi Internasional di bidang keselamatan pelayaran, kenavigasian dan
perlindungan lingkungan maritim. Demikian yang disampaikan oleh Menteri
Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat tiba pada hari Minggu (26/11) di
London, Inggris.
Sumber Berita: hubla.dephub.go.id
"Hari
ini dan beberapa hari kedepan saya berada di London untuk acara
pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan International Maritime
Organization (IMO) Kategori C Periode 2018 - 2019," ujar Menhub Budi.
Menurutnya,
peran serta aktif Indonesia sebagai anggota Dewan IMO sangat penting.
Sebab, sebagai anggota Dewan IMO, Indonesia memiliki posisi tawar yang
tinggi dan fungsi penting serta strategis dalam banyak hal. Bahkan
Indonesia ikut menentukan arah dan kebijakan penyusunan aturan maritim
internasional yang juga berpengaruh terhadap kebijakan maritim nasional.
"Bahwasanya,
keaktifan Indonesia menunjukkan eksistensi di dunia Internasional.
Terutama sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu,
menjadi anggota Dewan IMO Kategori C memberikan kesempatan bagi
Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan IMO yang
sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman," kata Budi Karya.
Menhub
Budi dijadwalkan memimpin delegasi Indonesia dalam rangka pencalonan
Indonesia sebagai Dewan IMO Kategori C periode 2018 - 2019 pada sidang
IMO Assembly ke 30 yang akan dimulai Senin, 27 November 2017.
Disamping
memimpin delegasi Indonesia pada sidang IMO Assembly, Menhub Budi akan
menjadi host untuk acara Business Forum bersama para pengusaha Inggris
guna menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang infrastruktur hari Senin
(27/11).
Adapun
hari ini, Menhub Budi langsung memimpin rapat persiapan pencalonan
Indonesia sebagai anggota IMO kategori C periode 2018-2019 di Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris dengan mengumpulkan
anggota delegasi Indonesia dari berbagai kementerian/Lembaga dan
stakeholder terkait.
"Keanggotaan
Indonesia dalam Dewan IMO ini juga sangat mendukung program maritim di
Indonesia dan sejalan dengan visi Presiden RI, Joko Widodo untuk
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Menhub Budi.
Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo pernah datang ke sidang Marine Environment
Protection Committee (MEPC) di markas Besar IMO London pada April 2016.
Saat itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan mengenai Indonesia sebagai
poros maritim dunia di depan perwakilan negara-negara anggota IMO.
Untuk
itu, serangkaian kegiatan dalam rangka menggalangan dukungan suara dari
negara anggota IMO terus dilakukan, salah satunya melalui kerjasama dan
koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London.
"Peranan
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Inggris sangat besar
dalam ikut menyukseskan penggalangan dukungan untuk pencalonan Indonesia
sebagai anggota Dewan IMO Kategori C periode 2018-2019 telah dilakukan,
termasuk pendekatan diplomasi yang dilakukan bersama-sama kementerian
dan lembaga terkait lainnya. Untuk itu, saya memberikan apresiasi kepada
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Inggris dan jajarannya.
Selain itu, penggalangan dukungan dari negara-negara anggota IMO perlu
dilakukan bersama agar Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan
IMO kategori C yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2017
nanti," tutup Menhub.
Hadir
dalam rapat persiapan dimaksud adalah Wakil Sekretaris Kabinet, Ratih
Nurdiati, Plt. Sekretaris Utama Bakamla, Marsma TNI Widiantoro, Wakil
Kepala Perwakilan KBRI, Adam Mulawarman Tugio, Dirjen Perhubungan Laut,
R. Agus H. Purnomo, Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk IMO,
Laksamana (purn) Marsetio, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang
Hubungan Internasional, Dewa Made J. Sastrawan dan para perwakilan dari
Kementerian dan Lembaga serta stakeholder terkait seperti Sekretariat
Kabinet, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman, Pushidros TNI AL, Badan keamanan Laut
(Bakamla), Atase Perhubungan RI untuk London, Simson Sinaga, PT. Pelindo
II, PT. Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Pelni, PT. Pertamina Shipping,
DPP INSA dan DPP APTPI.
Sebagai
informasi, IMO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang didirikan pada 1948. Badan ini bertanggung jawab atas isu-isu
keselamatan dan keamanan pelayaran serta pencegahan terhadap polusi
laut. IMO saat ini beranggotakan 172 negara serta 3 associate members
dengan kantor pusat berada di Inggris.
Dewan
IMO sendiri adalah badan pelaksana di bawah majelis, yang bertugas
mengelola kegiatan organisasi di antara sidang majelis. Dewan juga
pengambil kebijakan dalam berbagai bidang tugas IMO yang membahas
laporan dari seluruh komite IMO dan kemudian membuat keputusan-keputusan
yang akan ditetapkan dalam Sidang Majelis IMO.
Adapun susunan anggota Dewan IMO untuk periode 2016-2017 adalah sebagai berikut:
Dewan
IMO Kategori A terdiri dari 10 negara yang mewakili armada pelayaran
niaga internasional terbesar dan sebagai penyedia angkutan laut
internasional terbesar, yaitu China, Yunani, Italia, Jepang, Norwegia,
Panama, Korea, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Anggota
Dewan IMO Kategori B terdiri dari 10 negara yang mewakili kepentingan
terbesar dalam penyelenggara jasa perdagangan lewat laut atau
International Seaborne Trade, yaitu Argentina, Bangladesh, Brasil,
Kanada, Prancis, Jerman, India, Belanda, Spanyol, dan Swedia.
Sedangkan
anggota Dewan IMO Kategori C merupakan negara yang mempunyai
kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian
perwakilan yang adil secara geografis, yaitu Australia, Bahama, Belgia,
Cile, Siprus, Denmark, Mesir, Indonesia, Kenya, Liberia, Malaysia,
Malta, Meksiko, Maroko, Peru, Filipina, Singapura, Afrika Selatan,
Thailand, dan Turki.
No comments:
Post a Comment